Kode Mata KuliahDI2105 / 2 SKS
Penyelenggara173 - Interior Design / FSRD
KategoriLecture
Bahasa IndonesiaEnglish
Nama Mata KuliahErgonomi Desain InteriorErgonomy of Interior Design
Bahan Kajian
  1. FasePembelajaran Expose (Pemaparan): Pada fase ini, mahasiswa diperkenalkan dengan konsep dasar dan informasi penting terkait topik yang akan dipelajari. Buku Acuan: -Pasaribu, Yannes Martinus(2021),Pengantar Ergonomi Desain Produk, Bandung: Penerbit Aliansi Desainer Produk Indonesia (ADPII). -Panero, Julius, Martin Zelnik (1979), Human Dimension and InteriorSpace, New York: Whitney Library of Design.
  2. FasePembelajaran Explore (Eksplorasi): Pada fase ini, mahasiswa didorong untuk mengeksplorasi lebih lanjut topik yang dipelajari melalui aktivitas yang lebih mendalam. Buku Acuan: - W. Karwowski,P. McCauley-Bush (2022), Research Methods in Human Factors and Ergonomics. Boca Raton: CRC Press. - Mukhopadhyay. Prabir (2023), Ergonomics principles in design : an illustrated fundamental approach, Boca Raton, FL : CRC Press.
  3. FasePembelajaran Express (Ekspresi): Pada fase ini, mahasiswa menyajikan apa yang telah mereka pelajari dan mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam bentuk presentasi atau proyek. Buku Acuan: Salvendy, Gavriel, W.Karwowski(2021), Handbook of Human Factors and Ergonomics, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
  4. FasePembelajaran Expert (Keahlian): Pada fase ini, mahasiswa mencapai tingkat pemahaman yang lebih dalam dan dapat mengaplikasikan pengetahuan mereka pada tingkat yang lebih tinggi. Buku Acuan: - Kilmer, Rosemary, W. Otie Kilmer (2014), Designing interiors, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
    Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)
    1. Mampu menjelaskan definisi, fungsi, dan cakupan ergonomi dalam desain interior.
    2. Mampu mengidentifikasi aspek historis perkembangan ergonomi dalam desain interior.
    3. Mampu menjelaskan keterkaitan antara manusia, peralatan kerja, dan lingkungan dalam sistem ergonomi desain interior.
    4. Mampu menerapkan prinsip-prinsip ergonomi dalam perancangan ruang interior yang optimal dan nyaman bagi pengguna.
    5. Mampu mengidentifikasi berbagai jenis riset ergonomi yang relevan dengan desain interior.
    6. Mampu menentukan variabel dan sampling yang tepat dalam riset ergonomi untuk desain interior.
    7. Mampu mengumpulkan data ergonomi yang relevan dengan desain interior menggunakan metode yang sesuai.
    8. Mampu menganalisis data ergonomi yang telah dikumpulkan untuk mengidentifikasi masalah dan solusi dalam desain interior.
    9. Mampu menganalisis dampak keragaman antropometri, perilaku, usia, gender, etnik, sosial, dan budaya terhadap desain interior.
    10. Mampu menyesuaikan desain interior dengan kondisi lingkungan tropis, seperti suhu, kelembaban, dan pencahayaan.
    11. Mampu mengintegrasikan unsur-unsur lokal dalam desain interior, seperti material, warna, dan motif.
    12. Mampu mengidentifikasi masalah ergonomi dalam desain interior yang sudah ada.
    13. Mampu merancang solusi desain interior yang inovatif dan ergonomis untuk mengatasi masalah yang teridentifikasi.
    14. Mampu menguji dan mengevaluasi solusi desain interior yang telah dirancang untuk memastikan efektivitasnya.
    15. Mampu mengkomunikasikan solusi desain interior yang telah dirancang kepada pihak terkait secara efektif.
      Metode Pembelajaran1. Perkuliahan Interaktif: -Penyampaian materi secara interaktif dengan melibatkan mahasiswa dalam diskusi, tanya jawab, dan kegiatan pemecahan masalah. - Menggunakan media pembelajaran yang bervariasi, seperti presentasi, video, studi kasus, dan simulasi. - Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempresentasikan hasil pemahaman mereka terhadap materi. 2. Praktikum: - Melakukan pengukuran antropometri pada diri sendiri dan orang lain untuk memahami variasi ukuran tubuh manusia. - Menggunakan alat ukur ergonomi, seperti antropometer, untuk mengukur postur tubuh dan dimensi ruang kerja. - Menganalisis desain interior yang sudah ada dari sudut pandang ergonomi dan mengidentifikasi masalah yang ada. - Merancang solusi desain interior yang ergonomis untuk mengatasi masalah yang teridentifikasi 3. Studi Kasus: - Menganalisis studi kasus desain interior yang berhasil dan tidak berhasil dari sudut pandang ergonomi. - Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan desain interior tersebut. - Menarik pelajaran dari studi kasus tersebut untuk diterapkan dalam perancangan desain interior yang ergonomis. 4. Proyek Desain: - Merancang desain interior yang ergonomis untuk ruang tertentu, seperti ruang kerja, ruang kelas, atau ruang publik. - Mempertimbangkan semua aspek ergonomi dalam perancangan, seperti antropometri, postur tubuh, lingkungan kerja, dan psikologi pengguna. - Mempresentasikan hasil rancangan desain interior kepada dosen dan mahasiswa lain untuk mendapatkan umpan balik. 5. Diskusi Kelompok: - Membentuk kelompok kecil untuk membahas topik-topik tertentu dalam ergonomi desain interior. - Berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan anggota kelompok lain. - Mengembangkan kemampuan komunikasi dan kerjasama dalam tim. 6. Penugasan Mandiri: - Membaca buku dan artikel ilmiah tentang ergonomi desain interior. - Mencari informasi tentang standar ergonomi yang berlaku di Indonesia dan internasional. - Melakukan riset mandiri tentang topik-topik tertentu dalam ergonomi desain interior.
      Modalitas Pembelajaran1. Mode Penyampaian: - Tatap Muka (Luring):Pembelajaran utama dilakukan secara tatap muka (luring) untuk memaksimalkan interaksi dan diskusi antara dosen dan mahasiswa. Teori dan konsep dasar ergonomi akan disampaikan melalui kuliah, sedangkan praktik langsung akan dilakukan di laboratorium atau studio desain. - Daring (Sinkron/Asinkron):Sebagai pelengkap pembelajaran luring, sesi daring dapat digunakan untuk diskusi lebih lanjut, presentasi proyek, atau konsultasi. Platform seperti Zoom atau Google Meet dapat digunakan untuk sesi sinkron, sedangkan platform seperti Edunex atau Google Classroom dapat digunakan untuk sesi asinkron. 2. Metode Pertemuan: -Sinkron:Pertemuan sinkron dilakukan secara tatap muka atau daring melalui konferensi video. Metode ini memungkinkan interaksi langsung antara dosen dan mahasiswa, seperti diskusi, tanya jawab, dan pemberian umpan balik secara real-time. - Asinkron: Metode asinkron digunakan untuk memberikan fleksibilitas belajar bagi mahasiswa. Materi pembelajaran, seperti video, artikel, atau modul, dapat diakses oleh mahasiswa kapan saja dan di mana saja. Diskusi dan pengumpulan tugas dapat dilakukan melalui forum online atau platform pembelajaran. 3. Gaya Belajar: - Visual: Mahasiswa dengan gaya belajar visual akan didukung dengan materi presentasi yang kaya akan elemen visual, seperti gambar, diagram, dan video. Demonstrasi langsung alat dan metode ergonomi juga akan membantu pemahaman mereka. - Auditori: Diskusi kelompok, tanya jawab, dan presentasi akan mengakomodasi gaya belajar auditori. Penjelasan lisan dari dosen dan interaksi dengan mahasiswa lain akan membantu mereka memahami konsep-konsep ergonomi. - Kinestetik:Praktik langsung di laboratorium, pengukuran antropometri, dan simulasi akan membantu mahasiswa dengan gaya belajar kinestetik untuk memahami ergonomi melalui pengalaman langsung. 4. Metode Pembelajaran: -Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning/PBL): Mahasiswa akan diberikan studi kasus nyata yang berkaitan dengan masalah ergonomi dalam desain interior. Mereka akan bekerja secara mandiri atau kelompok untuk menganalisis masalah, mencari solusi, dan mempresentasikan hasil temuan mereka. -Pembelajaran Kolaboratif:Proyek desain kelompok akan mendorong mahasiswa untuk berkolaborasi, berbagi ide, dan bekerja sama untuk menghasilkan solusi desain yang ergonomis. Diskusi kelompok juga akan memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan pengalaman antar mahasiswa. -Pembelajaran Mandiri: Mahasiswa akan diberikan tugas membaca buku, artikel, atau sumber belajar lainnya untuk memperdalam pemahaman mereka tentang ergonomi. Mereka juga akan didorong untuk melakukan riset mandiri dan eksplorasi lebih lanjut.
      Jenis NilaiABCDE
      Metode Penilaian1. Tugas Individu (15%): Mahasiswa akan mengerjakan tugas individu, seperti analisis studi kasus, laporan observasi, atau esai, untuk mengukur pemahaman mereka terhadap konsep-konsep ergonomi dan kemampuan mereka dalam menerapkan prinsip-prinsip ergonomi dalam konteks desain interior. 2. Presentasi di Diskusi Kelas (Perorangan/Kelompok) (15%): Mahasiswa akan melakukan presentasi di kelas, baik secara individu maupun kelompok, untuk menyampaikan hasil analisis, penelitian, atau proyek desain mereka yang berkaitan dengan ergonomi. Penilaian akan didasarkan pada kualitas presentasi, kedalaman materi, dan kemampuan menjawab pertanyaan. 3.Proyek Desain Ergonomi (30%): Mahasiswa akan mengerjakan proyek desain interior dengan fokus pada penerapan prinsip-prinsip ergonomi. Proyek ini dapat berupa desain ulang ruang kerja, perancangan furnitur ergonomis, atau pengembangan konsep desain interior yang berpusat pada pengguna. 4. Presensi (10%): Kehadiran mahasiswa dalam perkuliahan dan kegiatan pembelajaran lainnya akan dinilai. Penilaian presensi juga mencakup partisipasi aktif mahasiswa dalam diskusi kelas, tanya jawab, dan kegiatan pembelajaran lainnya. 5. Ujian Tengah Semester (UTS) (15%): UTS akan menguji pemahaman mahasiswa terhadap materi yang telah diajarkan pada paruh pertama semester. Ujian dapat berupa soal pilihan ganda, essay, atau kombinasi keduanya. 6. Ujian Akhir Semester (UAS) (15%): UAS akan menguji pemahaman mahasiswa terhadap seluruh materi yang diajarkan selama satu semester. Ujian dapat berupa soal pilihan ganda, essay, atau kombinasi keduanya.
      Catatan Tambahan